Aceh Jadikan Kakao Komoditas Ekspor

Banda Aceh, (Analisa) - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf mengungkapkan, Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan kualitas ekspor di Provinsi Aceh.

Tak heran jika Aceh ditargetkan sebagai salah satu wilayah sentra kakao. Melalui kegiatan Aceh Cocoa Conference (ACC) industri kakao di Aceh diharapkan dapat distimulasi untuk mewujudkan target tersebut.

Permintaan pasar internasional sebenarnya cukup tinggi untuk biji kakao Aceh, sayangnya kualitas produksi kakao asal Aceh masih belum begitu baik. Data luas areal dan produksi kakao selama lima tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan, namun dari segi produktifitas masih rendah.

"Provinsi Aceh saat in sedikitnya memiliki sekitar 75 ribu hektare tanaman kakao masyarakat petani," ujar Gubernur melalui Sekdaprov T.Setia Budi saat membuka ACC di sebuah Hotel Berbintang Banda Aceh, Kamis (10/3).

Dalam perkiraan Pemerintah Aceh ada sekitar 120 ribu hektar lahan terlantar di Aceh yang bisa dikonversikan sebagai lahan bagi tanaman kakao. Tapi perluasan lahan saja tidak cukup, yang lebih penting adalah bagaimana petani kakao memahami cara bertanam kakao yang baik.

Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Ketenagakerjaan,Ir T.M.Bastian, M.Si mewakili Kepala Bappeda Aceh mengatakan, ACC merupakan salah satu kegiatan dari program Peningkatan Ekonomi Kakao Aceh (PEKA) yang diusung Swiss Contact dan didanai melalui program Economic Development Financing Facility (EDFF).

"Dari kegiatan ACC ini diharapkan ada jalinan kemitraan yang sehat antara petani dengan pembeli baik eksportir maupun perusahaan pengolah kakao," ujar Bastian.

Project Manager Swiss Contact, Manfred Borer menambahkan, jika petani mau mengembangkan dan menerapkan teknologi budidaya kakao secara benar, maka potensi produksi kakao Aceh bisa meningkat. Tapi tidak cukup hanya dengan membenahi pengetahuan dan ketrampilan petani kakao dalam mengelola kebun kakaonya.

Duduk Bersama

"Kita harus duduk bersama dengan pemerintah, para pelaku pasar, stakeholder lainnya yang terkait kakao untuk mencari solusi yang tepat demi mengatasi masalah yang ada. Karena itu kita berharap lewat ACC akan lahir kebijakan dari Pemprov untuk mendukung industri kakao Aceh," papar Borer.

Menurut Borer, secara topografi Aceh berpotensi besar dalam pengembangan kakao. Melalui PEKA yang didanai program EDFF, diharapkan produksi kakao Aceh akan meningkat baik secara kualitas dan kuantitas. Aceh juga berusaha membuka akses pasar yang lebih besar, utamanya untuk pasar ekspor.

ACC yang digelar dalam dua hari ini mengundang berbagai elemen, mulai dari Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Dinas Kehutanan dan Perkebunanan, Badan Penyuluhan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, UKM, Bappeda Aceh dan DPRA. Selain itu, sejumlah eksportir seperti Mars, Armajaro, Cargill, ECOM dan pabrikan seperti Petra, Barry Callebaut, Nestle dan Bumi Tangerang, juga para petani kakao Aceh yang menjadi produsen utama kakao di Aceh serta instansi lainnya yang terkait pada pengembangan kakao. (irn)

0 komentar:

Visi & Misi

VISI
Terwujudnya kedaulatan, kemandirian, keadilan, dan kesejahteraan petani Aceh

MISI
Memfasilitasi, mengadvokasi, mencerdaskan dan menjembatani aspirasi petani Aceh untuk terwujudnya kedaulatan, kemandirian, keadilan dan kesejahteraan petani.