Tinggal Setahun, EDFF Bakal tak Maksimal

BANDA ACEH - Program pembangunan ekonomi Aceh atau Economic Development Financing Facility (EDFF) sepertinya tidak akan terimplementasi maksimal. Dua tahun perjalannya hanya dihabiskan untuk urusan administrasi, sehingga tak heran, realisasi anggaran yang terserap juga sangat rendah, baru 25 persen.

Kepala Project Management Unit (PMU) EDFF, Prof Dr Ir Amhar Abubakar M Sc, menjelaskan, EDFF merupakan proyek dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi pascatsunami Aceh. Anggaran yang disediakan mencapai 50 juta US dolar yang berasal dari hibah Multi Donor Fund (MDF). Program tersebut berlaku selama tiga tahun, mulai 2009 hingga 2012.

“Ada delapan NGO yang telah disetujui menggunakan dana itu, yang menangani berbagai sub sektor pertanian. Di antaranya komoditas cokelat, kopi, nilam, peternakan, dan perikanan,” katanya kepada Serambi, Sabtu (11/3). Namun masalahnya, hingga tahun kedua ini, implementasi program masih rendah, bahkan tidak sampai 50 persen. Menurut Amhar, selama dua tahun ini waktu banyak terbuang untuk urusan administrasi, baik itu di NGO, PMU, maupun di Bank Dunia (World Bank) selaku pengelola dana. Tak heran, serapan dana program yang terealisasi masih sangat rendah, baru 25persen.

Perkiraannya, implementasi proyek EDFF baru akan terlihat signifikan pada tahun 2011 ini seiring dengan selesainya seluruh urusan administrasi. Namun demikian, ketika ditanya lebih lanjut, Amhar pesimis program EDFF akan terimplementasi secara maksimal, mengingat batas waktu tersisa tidak sampai setahun lagi. “Bila dilihat dari segi waktu, pencapaian program saya prediksi tidak akan maksimal. Bayangkan saja, kerja yang seharusnya selesai 3 tahun, di-press menjadi hanya 1 tahun,” pungkas Amhar. Karena itu salah satu solusinya adalah memperpanjang pelaksanaan program EDFF. “Penambahan waktu pun harus kita kaji efektifitasnya.” tambahnya.

Menurut Amhar, Gubernur sangat berharap banyak pada EDFF dalam rangka membangun ekonomi Aceh, terutama di sub sektor pertanian. Gubernur ujarnya, pernah mengatakan kalau proyek EDFF ini tidak bisa menjadi contoh yang berhasil, maka sudah tidak ada proyek lain yang bisa kita andalkan dalam hal pembangunan ekonomi Aceh, khususnya di bidang pertanian dalam arti luas. “Harapan Pak Gubernur terhadap EDFF cukup besar. Penggunaaan dana diharapkan lebih efektif di lapangan. Program peningkatan capacity building yang kurang bermanfaat sebaiknya jangan dilakukan, kecuali langsung ke dalam masyarakat,” tukas Amhar.

Di samping itu dia menegaskan, satu hal yang perlu diketahui masyarakat adalah, meski dana program EDFF itu merupakan dana hibah, tetapi dana tersebut sekarang telah menjadi milik pemerintah karena masuk ke dalam APBN. Oleh karena itu, rakyat diharapkannya bersikap kritis bila ada kegiatan NGOyang tidak produktif.(yos)

Sumber : Serambi Indonesia

0 komentar:

Visi & Misi

VISI
Terwujudnya kedaulatan, kemandirian, keadilan, dan kesejahteraan petani Aceh

MISI
Memfasilitasi, mengadvokasi, mencerdaskan dan menjembatani aspirasi petani Aceh untuk terwujudnya kedaulatan, kemandirian, keadilan dan kesejahteraan petani.